RETURN
DAN RISIKO: PENDAHULUAN
Pengertian dan diskusi risiko diperlukan karena
manajer akan mengevaluasi investasi yang berisiko. Salah satu aplikasi konsep
risiko adalah biaya modal rata-rata tertimbang yang dipakai sebagai discount
rate (tingkat diskonto) dalam penganggaran modal. Biaya modal bisa
didefinisikan sebagai tingkat keuntungan yang disyaratkan. Ada hubungan positif
antara tingkat keuntungan yang disyaratkan dengan risiko. Semakin tinggi
risiko, semakin tinggi tingkat keuntungan yang disyaratkan.
Konsep risiko dan return dipopulerkan oleh Markowitz
(1955). Markowitz memperkenalkan model yang disebut sebagai two-parameter
model, yang intinya mengatakan bahwa investor seharusnya memfokuskan pada dua
parameter: (1) return atau tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu asset,
dan (2) risiko yang dilihat melalui standar deviasi return aset tersebut.
Konsep tersebut menjadi tulang punggung teori investasi, dan juga teori
keuangan. Karena itu dia dikenal sebagai bapak teori portofolio. Dan karena
jasanya, ia memperoleh hadiah Nobel bidang ekonomi pada tahun 1990.
1. Risiko dan Return:
Perhitungan Dasar
1.1.1. Perhitungan Return
Formula
yang lebih umum untuk menghitung return adalah sebagai berikut ini.
Return = { [ ( Pt – Pt-1 ) + Dt ] /
Pt-1 } × 100% ……… (1)
Dimana:
P1 = Harga atau nilai pada periode t
Pt-1
= Harga atau nilai pada periode sebelumnya (t-1)
Dt = Dividen yang
dibayarkan pada periode t Periode tersebut bisa harian,
bulanan, atau tahunan.
1.2.
Perhitungan Tingkat Keuntungan (Return) yang
Diharapkan dan Risiko
Risiko bisa didefinisikan sebagai kemungkinan penyimpangan
dari hasil yang diharapkan. Kita bisa menggunakan standar deviasi yang
menghitung dispersi (penyimpangan) dari hasil yang diharapkan. Semakin besar
standar deviasi tingkat keuntungan suatu aset, semakin tinggi risiko aset
tersebut. Semakin tinggi risiko suatu aset, semakin tinggi tingkat keuntungan
yang diharapkan dari aset tersebut. Dalam pasar yang efisien, hal semacam itu
yang akan terjadi. Tetapi jika pasar tidak efisien, masih ada ketidaksempurnaan
pasar, kita bisa mengharapkan aset yang mempunyai tingkat keuntungan yang
tinggi tetapi mempunyai risiko yang rendah.
Secara umum, formula untuk menghitung tingkat
keuntungan yang diharapkan dan risiko (standar deviasi) dari tingkat keuntungan
tersebut adalah sebagai berikut
E(R) = ∑ pi Ri ..............………
(2)
σR2 = ∑ pi (Ri – E(R))2 ……… (3)
σR = (σR2)1/2 …….........…....(4)
dimana: E(R) = Tingkat
keuntungan yang diharapkan
pi = Probabilitas untuk
kondisi/skenario i
Ri =
Return atau tingkat keuntungan pada skenario i
σR =
Standar deviasi return (tingkat keuntungan) σR2 = Varians return (tingkat
keuntungan)
2.
Return dan Risiko dalam konteks
Portofolio
2.1.
Tingkat Keuntungan yang Diharapkan Portofolio adalah
gabungan dari dua aset atau lebih. Tingkat keuntungan portofolio merupakan
rata-rata tertimbang dari tingkat keuntungan aset individualnya. Formula
tingkat keuntungan yang diharapkan untuk suatu portofolio bisa dituliskan
sebagai berikut
E(RP) = ∑ Xi E(Ri) ……… (5)
dimana : E(RP) = Tingkat keuntungan
yang diharapkan untuk portofolio
Xi =
Proporsi (bobot) untuk aset individual i
E(Ri) = Tingkat keuntungan
yang diharapkan untuk aset
2.2.
Risiko Portofolio
2.2.1.
Kovarians Dua Aset Risiko portofolio tidak hanya merupakan rata-rata
tertimbang dari risiko individualnya. Risiko (varians) portofolio, untuk
portofolio dengan dua aset, bisa dihitung sebagai berikut ini
σP2 = XA2 σA2 + XB2 σB2 + 2 XA XB
σAB ……… (6)
dimana: XA dan XB = Proporsi
investasi untuk aset A dan aset B
σA2 dan σB2 = Varians return aset A dan return aset B
σAB
= Kovarians return aset A dan return aset B
Dari
term-term di atas, hanya term σAB (kovarians return aset A dengan B) yang belum
kita bicarakan. Kovarians return dua aset mengukur arah pergerakan dua aset
tersebut. Kovarians antar dua aset dihitung dengan formula sebagai berikut ini.
σAB = ∑ pi (RAi – E(RA)) (RBi –
E(RB)) ……… (7)
dimana: pi
= Probabilitas untuk skenario I RAi,
RBi
= Return
aset A dan B untuk skenario I
E(RA), E(RB) = Expected return
untuk aset A dan aset B
Risiko portofolio yang lebih rendah dibandingkan dengan
rata-rata tertimbang risiko individualnyamenunjukkan adanya manfaat
diversifikasi. Manfaat diversifikasi tersebut diperoleh karena kovarians yang
negatif (arah pergerakan yang berlawanan arah) antara aset A dengan B. Jika
korelasi antara dua aset lebih kecil dari satu (korelasi akan dibicarakan pada
bagian berikutnya), maka akan ada manfaat penurunan risiko melalui
diversifikasi. Risiko mempunyai nilai antara +1 sampai -1 (inklusif). Semakin
kecil nilai korelasi (misal -1), maka potensi penurunan risiko semakin tinggi.
2.2.2.
Koefisien Korelasi Meskipun kovarians bisa memberi gambaran arah
pergerakan dua aset, tetapi angka kovarians sensitif terhadap unit pengukuran.
Koefisien tersebut bisa dihitung sebagai berikut ini.
σAB = ΓAB σA σA dimana atau ΓAB = σAB / σA σB ……… (8)
ΓAB = Korelasi antara return aset A
dengan return aset B
Korelasi mempunyai angka antara –1 sampai +1 inklusif
(-1 < = ΓAB < = +1). Korelasi merupakan kovarians yang distandardisir
dengan standar deviasi masing-masing aset. Korelasi yang positif menunjukkan
hubungan yang searah antara dua aset tersebut, sementara korelasi yang negatif
menunjukkan hubungan yang berlawanan arah antara dua aset tersebut. Semakin
mendekati angka satu (positif atau negatif), semakin tinggi kaitan antara dua
aset tersebut, baik kaitan positif (jika mendekati angka +1) ataupun kaitan
negatif (jika mendekati angka –1). Koefisien korelasi bisa dilihat sebagai
pengukur arah pergerakan dua aset yang distandardisir (dalam hal distandardisir
melalui standar deviasi).
2.3.
Efek Diversifikasi
Kunci dalam penurunan risiko portofolio
adalah kovarians (atau koefisien korelasi) antar aset. Koefisien korelasi yang
semakin mendekati negatif satu mempunyai potensi yang lebih besar untuk
menurunkan risiko portofolio. Secara umum koefisien korelasi antar saham
mempunyai tanda positif dan relatif kecil. Koefisien yang semacam itu sudah
cukup baik untuk menurunkan risiko portofolio. Hanya jika koefisien korelasi
antara dua aset sama dengan satu (sempurna searah), maka diversifikasi tidak
mempunyai efek penurunan risiko. Dalam situasi ini, risiko portofolio merupakan
rata-rata tertimbang dari risiko aset individualnya. Secara umum, jika jumlah
aset dalam portofolio ditambah (misal ditambah secara random), ada kecenderungan
risiko portofolio tersebut semakin mengecil.
Untuk risiko total, ada sebagian risiko yang bisa
dihilangkan melalui diversifikasi. Tetapi ada sebagian lagi yang tidak bisa
dihilangkan melalui diversifikasi. Risiko yang bisa dihilangkan tersebut
disebut sebagai risiko tidak sistematis (risiko pasar), sedangkan risiko yang
tidak bisa dihilangkan disebut sebagai risiko sistematis. Berapa banyak
sekuritas yang diperlukan untuk secara efektif bisa menghilangkan risiko tidak
sistematis? Beberapa studi menunjukkan bahwa jumlah sekuritas sekitar 15-20
bisa dipakai untuk melakukan diversifikasi yang efektif.
Risiko
sistematis dihitung melalui formula:
βi = σiM / σ2M
dimana: βi =
beta atau risiko sistematis aset i ...... (9)
σiM = kovarians antara return aset i dengan return pasar
σ2M = varians return aset I Risiko tidak sistematis diukur melalui
varians dari residual regresi model pasar (market model).
3.
Set yang Efisien
Tingkat
keuntungan portofolio yang diharapkan merupakan rata-rata terimbang dari
tingkat keuntungan aset individualnya. Tingkat keuntungan tersebut tidak
tergantung dari korelasi antara dua aset tersebut.
3.1.
Korelasi = +1 (positif sempurna)
Misalkan
korelasi antara A dengan B (ΓAB) adalah +1, risiko portofolio bisa dituliskan
sebagai berikut ini.
σP2 = XA2 σA2 + XB2 σB2 + 2 XA XB
σAB atau
σP2 = XA2 σA2 + XB2 σB2 + 2 XA XB
ΓAB σA σA
Karena
ΓAB = +1, kita bisa meringkaskan formula di atas menjadi berikut ini. σP2 = XA2
σA2 + XB2 σB2 + 2 XA XB σA σA, atau σP2 = (XA σA + XB σB )2 σP = (XA σA + XB σB
) ……… (10) Persamaan di atas menunjukkan jika korelasi antara aset A dengan
aset B = +1, risiko portofolio merupakan ratarata tertimbang dari risiko aset
individual. Dengan kata lain, diversifikasi dalam situasi ini tidak memberikan
manfaat, karena risiko portoflio tidak bisa lebih rendah dari rata-rata
tertimbang risiko aset individualnya.
3.2.
Korelasi = –1 (negatif sempurna)
Misalkan
korelasi antara A dengan B (ΓAB) adalah -1, risiko portofolio bisa dituliskan
sebagai berikut ini.
σP2 = XA2 σA2 + XB2 σB2 + 2 XA XB
(-1) σA σB atau
σP2 = XA2 σA2 + XB2 σB2 - 2 XA XB
σA σB
σP2 = (XA σA - XB σB )2 σP = (XA σA
- XB σB ) σP = - (XA σA - XB σB ) atau (XA σA - XB σB ) - (XA σA - XB σB )
Perhatikan
bahwa karena risiko selalu bertanda positif (tidak ada risiko yang negatif,
minimal adalah nol), maka risiko di atas bisa disingkat menjadi: σP = Nilai
absolut (XA σA - XB σB ) ……… (11)
3.3.
Korelasi = 0 atau Tidak ada Korelasi
Misalkan
korelasi antara A dengan B (ΓAB) adalah 0, risiko portofolio bisa dituliskan
sebagai berikut ini.
σP2 = XA2 σA2 + XB2 σB2 + 2 XA XB
(0) σA σB atau
σP2 = XA2 σA2 + XB2 σB2 σP = [XA2
σA2 + XB2 σB2] 1/2 ……… (12)
Persamaan
di atas tidak bisa disederhanakan lagi.
3.4.
Perhitungan Lebih Lanjut
Karena
risiko = 0, maka σP = 0, dan XA + XB = 1 (karena total proporsi adalah 100%),
persamaan di atas bisa ditulis sebagai berikut ini.
0 = ( XA σA − ( 1 – XA ) σB )
0 = ( XA σA − σB + XA σB )
0 = XA ( σA + σB ) - σB
XA = σB / ( σA + σB ) ……… (13)
Berikut
ini perhitungan untuk mencari komposisi yang bisa menghasilkan risiko yang
minimum, jika korelasi = 0. σP2 = [ XA2 σA2 + XB2 σB2 ] σP2 = [ XA2 σA2 + ( 1 –
XA )2 σB2 ] σP2 = [ XA2 σA2 + ( 1 – 2XA + XA2 ) σB2 ] σP2 = [ XA2 σA2 + σB2 – 2
XA σB2 + XA2 σB2 ]
σP2
akan mencapai titik minimum jika turunan pertama dari persamaan di atas sama
dengan nol. Dengan kata lain, ϑ σP2 / ϑ XA = 0 = 2 XA σA2 – 2 σB2 + 2 XA σB2 =
0 Setelah melakukan beberapa penyederhanaan, diperoleh, XA= σB2 / ( σA2 + σB2 )
……… (14)
Jika
korelasi antara dua aset bukan merupakan titik ekstrim (-1, 0, atau +1), kita
juga bisa menghitung komposisi portofolio yang menghasilkan risiko paling kecil
sebagai berikut.
σP2
= XA2 σA2 + ( 1 – XA )2 σB2 + 2 XA ( 1 – XA ) σAB
σP2
= XA2 σA2 + σB2 - 2 XA σB2 + XA2 σB2 + 2 XA σAB + XA2 σAB 2
Risiko
mencapai titik minimum jika turunan pertama dari persamaan di atas sama dengan
nol.
ϑ
σP2 / ϑ XA = 0 = 2 XA σA2 - 2 σB2 + 2 XA σB2 + 2 σAB + 4 XA σAB XA ( σA2 + σB2
- 2 σAB ) = σB2 - σAB XA = ( σB2 - σAB ) / ( σA2 + σB2 - 2 σAB ) ……… (15) XB =
1 - XA
3.5.
Set yang Efisien untuk Portofolio dengan Lebih dari
Dua Aset
Secara umum, korelasi antar aset biasanya bernilai
positif tetapi kecil. Karena secara umum korelasi antar aset akan bertanda
positif , maka set yang efisien yang akan kita peroleh mempunyai bentuk
lengkung seperti bentuk garis antara korelasi 0 dengan 1 pada bagan 4 di muka.
4.
Risiko dan Return
Risiko dan Return Portofolio dengan Lebih
dari Dua Aset Perhitungan risiko dan return untuk portofolio dengan aset lebih
dari dua pada dasarnya sama dengan untuk portofolio dengan dua aset. Tingkat
keuntungan yang diharapkan merupakan rata-rata tertimbang dari tingkat
keuntungan aset individualnya. Formula risiko portofolio dengan tiga aset bisa
dituliskan sebagai berikut ini.
σP2 = XA2 σA2 + XB2 σB2 + XC2 σC2 + 2 XA XB σAB + 2 XA
XC σAC + 2 XB XC σBC … (16)
Risiko total portofolio merupakan gabungan dari
kotakkotak di dalam bagan tersebut. Jika aset dalam portofolio bertambah, maka
jumlah kotak juga semakin bertambah, yang berarti komponen dalam risiko total
menjadi semakin bertambah. Varians portofolio bisa dituliskan sebagai berikut
ini.
σP2 = ∑ Xi2 σi2 + ∑ ∑ Xi Xj σij i ≠
j ……… (17) i
dimana: σP 2 i j = Varians portofolio
Xi =
Proporsi untuk aset i
σi2 = Varians
aset i
∑ ∑ = Penjumlahan
ganda
σij =
Kovarians aset i dengan aset
j i ≠ j = Menunjukkan
kovarians i
Jika aset dalam portofolio bertambah, maka komponen
yang perlu dihitung dalam portofolio menjadi semakin banyak. Jika ada N aset
dalam portofolio, maka kita perlu menghitung:
(N
(N + 1)) /2 parameter, yang terdiri dari N varians, dan (N (N - 1)) / 2
kovarians Sebagai ilustrasi, jika ada 300 saham dalam portofolio, dan kita akan
menghitung risiko portofolio tersebut, maka kita perlu menghitung: 300 varians
dan 150 (299) = 44.850 kovarians. Jumlah tersebut cukup besar. Jika jumlah aset
dalam portofolio adalah 1.000, maka jumlah parameter yang harus dihitung
menjadi sekitar 500.000 parameter.
Ada dua masalah yang menyebabkan model perhitungan
risiko tersebut tidak bisa diaplikasikan. Pertama, Model tersebut dikembangkan
pada tahun 1950-an, dimana kemampuan komputer belum sebaik sekarang. Kedua,
analis biasanya dikelompokkan berdasarkan sektor usaha/industri. Mereka
biasanya hanya memfokuskan pada industrinya. Dengan demikian analis sektor
perbankan hanya memfokuskan pada sektor perbankan, mereka tidak mau tahu dengan
sektor lainnya. Padahal model perhitungan risiko portofolio di atas memerlukan
perhitungan kovarians (kaitan) antar saham, yang berarti juga antar industri.
Dua masalah tersebut menyebabkan model portofolio Markowitz mengalami
perkembangan yang lambat. sampai akhirnya model indeks tunggal dikembangkan
dengan tujuan memecahkan dua masalah tersebut.
5.
Model Indeks Tunggal
5.1.
Risiko dan Return Aset Tunggal
Berdasarkan
Model Indeks Tunggal William Sharpe (1963) mengembangkan model indeks tunggal
(single index model). Menurut model tersebut, return suatu saham/aset
dipengaruhi oleh faktor bersama tunggal, sebagai berikut ini.
Rit = αi + βi Ft + eit ……… (18)
Faktor
bersama yang dimaksudkan, biasanya adalah return pasar. Dengan kata lain,
pergerakan return saham dipengaruhi oleh return pasar.
Tingkat
keuntungan yang diharapkan untuk aset i tersebut bisa dituliskan sebagai
berikut ini. E(Ri) = αi + βi E(RM) ……… (19) Menurut model indeks tunggal, total
risiko bisa dipecah ke dalam dua komponen yaitu:
σ i2 = ßi2 σM2 + σei2 ……… (20)
(Risiko Total) = (Risiko yang Tidak Bisa Dihilangkan
melalui Diversifikasi) + (Risiko yang Bisa Dihilangkan melalui Diversifikasi)
dimana ßi σ i2 = Risiko total (varians sekuritas i) σM2 = Beta sekuritas i
(risiko sistematis sekuritas i) = Varians return pasar σei2 = Varians error
sekuritas I Persamaan di atas menunjukkan risiko total bisa dipecah ke dalam
dua bagian: (1) risiko yang tidak bisa dihilangkan melalui diversifikasi
(risiko sistematis), dan (2) risiko yang bisa dihilangkan melalui diversifikasi
(risiko tidak sistematis). Risiko sistematis pada ß (beta saham i).
Model indeks tunggal merupakan pendekatan terhadap
model perhitungan risiko Markowitz. Karena itu hasil yang diperoleh dari model
indeks tunggal bisa berbeda dengan perhitungan secara langsung (dengan
Markowitz, langsung menghitung standar deviasi return aset). Biasanya hasil
yang diperoleh oleh model indeks tunggal cenderung lebih rendah dari
perhitungan langsung. Hal tersebut dikarenakan model indeks tunggal
mengasumsikan kovarians antar saham adalah 0. Penulisan model indeks tunggal
yang lebih lengkap adalah sebagai berikut.
σ i2 = βi2 σM2 + σei2 + kovarians
dengan saham lainnya
Jika kovarians dengan saham lainnya mempunyai nilai
negatif, maka model indeks tunggal akan memberikan hasil yang lebih tinggi
dibandingkan yang seharusnya. Jika kovarians dengan saham lainnya mempunyai
nilai positif, maka model indeks tunggal akan memberikan hasil yang lebih
rendah dibandingkan yang seharusnya. Karena secara umum korelasi antar saham
adalah positif, maka risiko yang dihitung dengan model indeks tunggal akan
cenderung lebih rendah dibandingkan dengan risiko yang dihitung langsung
(dihitung langsung variansnya). Secara umum, perbedaan antara risiko yang
dihitung melalui model indeks tunggal dengan cara langsung, cukup kecil.
Sehingga bisa dikatakan model indeks tunggal cukup akurat.
Model indeks tunggal ditujukan untuk memecahkan
masalah perhitungan risiko dengan model Markowitz. Dengan menggunakan model
indeks tunggal, maka parameter yang perlu dihitung untuk menghitung risiko aset
i adalah βi, σM , dan σei2. Untuk portofolio, ketiga parameter tersebut yang
harus dihitung. Karena itu, untuk portofolio, model indeks tunggal membantu
menyederhanakan perhitungan risiko model Markowitz.
5.2.
Return dan Risiko Portofolio berdasarkan Model Indeks Tunggal
Untuk
portofolio dengan N aset, tingkat keuntungan yang diharapkan untuk suatu
portofolio bisa dituliskan sebagai berikut ini.
E(RP) = αP + βP E(RM) ……… (21)
dimana:
E(RP) = Tingkat keuntungan yang diharapkan
untuk portofolio = Intercept untuk portofolio
βP
= Beta portofolio
E(RM)
= Tingkat keuntungan pasar yang diharapkan
Parameter
intercept dan beta portofolio dihitung sebagai berikut ini.
αP = ∑ wi αP
βP i = ∑ wi βP i
Risiko
portofolio dengan menggunakan model indeks tunggal bisa dihitung sebagai
berikut ini.
σ P2 = βP2 σM2 + σeP2 ……… (22)
Varians
residual portofolio dihitung sebagai berikut ini.
σeP2 = ∑ wi2 σei2 ……… (23)
Misalkan kita mempunyai portofolio yang terdiri dari N
aset, berapa parameter yang harus dihitung? Parameter yang harus dihitung
adalah: Jumlah Parameter = N αP + N βP + N σei2 + 1 σM2 + 1 E(RM) Jumlah
parameter dari model indeks tunggal jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
model Markowitz. Model indeks tunggal merupakan penyederhanaan yang sangat
signifikan dari model Markowitz. Disamping itu model indeks tunggal tidak
memerlukan estimasi kovarians (kaitan) antar saham atau sektor. Yang diperlukan
adalah estimasi kaitan antara satu saham (sektor) dengan sektor secara
keseluruhan (pasar).
Perhitungan
varians dan kovarians bisa dihitung melalui formula berikut ini.
N σi2 = ( ∑ ( Ri - Ri¯ )2 ) / ( N –
1 ) ……… (24) i
N σij = ( ∑ ( Ri - Ri¯ ) ( Rj - Rj¯
) ) / ( N – 1 ) ……… (25) i=1, j=1, i≠j
Dimana: Ri¯ dan Rj¯ = Return rata-rata untuk aset i
dan j N = Jumlah observasi
Perhatikan bahwa dalam formula di atas pembagi yang
dipakai adalah N - 1. Hal ini disebabkan kita menggunakan sampel, dan untuk
menghindari bias dalam estimasi dengan sampel, pembagi N - 1 (bukannya N) yang
digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar