BAB 11 BIAYA MODAL
Biaya Modal adalah
biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik
yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan
untuk mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya
biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang
harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.
Biaya Modal Rata-Rata
Tertimbang
Biaya
modal bisa didefinisika sebagai tingkat keuntungan yang diharapkan atau tingkat
keuntungan yang disyaratkan. Jika kita melakukan analisis investasi, biaya
modal akan digunakan sebagai discount rate dalam analisis NPV atau IRR. Biaya
modal tersebut pada dasarnya merupakan biaya modal rata-rata tertimbang
dari biaya modal indivudual.
Untuk menghitung
biaya modal rata-rata tertimbang tersebut kita harus melakukan beberapa
langkah:
- Mengidentifikasi Sumber-Sumber
Dana
- Menghitung Biaya Modal
Individual (biaya modal untuk setiap sumber dana)
- Menghitung proporsi dari
masing-masing sumber dana
- Menghitung rata-rata tertimbang
dengan menggunakan proporsi dana sebagai pembobot.
1. Mengidentifikasi
Sumber-Sumber Dana
Secara umum ada dua
jenis sumber dana yang paling sering digunakan , yaitu utang dan saham. Utang
bisa terdiri atas utang bank atau utang melalui obligasi. Pemberi utang
memperoleh kompensasi berupa bunga.
Saham
merupakan bentuk penyertaan. Saham bisa berupa private placement (penempatan
dana tidak melalui pasar modal), bisa juga dengan membeli saham yang
diperjualbelikan di pasar sekunder.
Di
samping dua jenis tersebut, saham preferen mempunyai ciri-ciri gabungan antara
utang dengan saham.
2. Menghitung
Biaya Modal Individual
·Biaya
Modal Utang (Kd)
Biaya
hutang dapat didefinisikan sebagai bagian yang harus diterima dari suatu
investasi agar tingkat hasil minimum para kreditor terpenuhi. Jika perusahaan
menggunakan obligasi sebagai sarana untuk memperoleh dana dari hutang jangka
panjang, maka biaya hutang adalah sama dengan Kd atau Yield To Maturity
(YTM) yaitu tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemegang atau
pembeli obligasi.
Biaya hutang dapat
dicari dengan cara:
- Biaya Modal dari Hutang Jangka
Pendek
Hutang
jangka pendek seperti hutang perniagaan, hutang wesel, kredit bank.
Contoh 1 :
Misalkan cash
discount yang hilang selama 1 tahun sebesar Rp.5.000.000,- dan hutang
perniagaan rata-rata Rp.50 juta.
Maka,
Biaya modal sebelum
pajak = 5 juta / 50 juta x 100% = 10%
Misal pajak 40% ;
Biaya modal sesudah
pajak = 10% x (100%-40%) = 6%
Contoh
2 :
Bank memberikan
kredit jangka pendek sebesar Rp.100 juta dengan bunga 2% per bulan selama 8
bulan. Syarat aktiva yang dijadikan jaminan harus diasuransikan selama
umur kreditnya dg premi asuransi Rp.5 juta.
Maka :
Uang yg diterima dari
bank = Rp. Pinjaman – (bunga 8 bln + premi asuransi)
=
Rp. 100 juta – (Rp.16 juta + Rp. 5 juta)
=
Rp. 79 juta.
Beban yg sebenarnya
di tanggung peminjam = Rp.21 juta
Jadi biaya kredit
sebelum pajak = Rp.21 juta / Rp.79 juta x 100% = 26%.
Biaya kredit per
bulan = 26% / 8 = 3,25%
Misal tingkat pajak
25 % =
Biaya modal sesudah
pajak = 3,25% x(100%-25%)= 2,43 % per bulan.
- Biaya Modal Jangka Panjang
Biaya
modalnya dgn memperhitungkan jumlah neto yg diterima dg pengeluaran kas yg
terjadi karena penggunaan dana tersebut.
Contoh :
Obligasi dikeluarkan
dengan nominal per lembar Rp.100 juta dan umurnya 10 tahun. Hasil
penjualan neto yg diterima adalah Rp.97.000.000,- Bunga obligasi 4% per tahun.
Berapa cost of bond ?
Jawab :
- Dana rata-rata selama 10 tahun
= (100 jt + 97 jt) /2 = 98,5 jt
Selisihnya dialokasikan untuk 10 thn = 3 jt /10 thn =
300.000 (+bunga),
Bunga = 4% x 100 jt = 4 jt
Bunga = 4% x 100 jt = 4 jt
- Beban per tahun (average annual
cost ) = 4 jt + 300.000 = Rp4,3 j
- Menghitung biaya rata-rata per
tahun = (4,3 jt /98,5 jt) x 100% = 4,4%
- Misal tingkat pajak 25% ,
Maka
biaya modal = 4,4% x (100% - 25%) = 3,3%.
·Biaya
Modal Saham Preferen
adalah biaya riil
yang harus dibayar jika perusahaan menggunakan dana dengan menjual
saham preferen.
Biaya
saham preferen adalah sama dengan tingkat keuntungan yang
dinikmati pembeli saham preferen.
Kp
= Dp / Pn
Kp = biaya saham
preferen
Dp = deviden saham
preferen
Pn = harga
saham preferen bersih yang diterima (harga setelah dikurangi flotation cost)
Biaya
penggunaan dana dari penjualan saham preferen (cost of preferred stock)dihitung
dgn membagikan deviden per lembar saham preferen (Dp) dgn harga neto (net
Price) yg diperoleh dari penjualan saham preferen per lembarnya.
Contoh :
Suatu perusahaan mengeluarkan
saham preferen yg baru dengan nilai nominal Rp.10.000,- per lembar dan
deviden sebesar Rp.600,- Penjualan neto saham tersebut sebesar Rp.9.000,- per
lembarnya.
Berapa biaya modal
saham preferen (cost of preferred stock) ?
Jawaban:
Biaya modal saham
preferen = Dp / Pn
Biaya modal saham
preferen = 600 / 9000 = 6,67%.
Jika ada biaya penerbitan
(floatation cost) maka biaya modal saham preferen dihitung atas dasar
penerimaan kas bersih yang diterima (Pnet) :
kp = Dp / Pnet
· Biaya
Modal Saham Biasa
Merupakan
biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan
menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi.
Biaya modal saham biasa dan
laba ditahan atau sering disatukan menjadi biaya modal sendiri (biaya ekuitas)
atau kadang-kadang disebut biaya modal saham biasa saja. Biaya modal ekuitas
merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual
saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi.
Perusahaan
dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen atau
menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali
tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya.
rs
= D1 / Po +g
Dimana :
rs = biaya modal ekuitas
D1 = Deviden saham yang diharapkan pada tahun pertama
P0 = harga saham saat ini
g = tingkat pertumbuhan
- Biaya Laba Ditahan (Cost of
Retained Earning)
Biaya
laba ditahan adalah sama dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan
investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan.
Dasarnya
adalah prinsip opportunity cost. Jika laba tidak ditahan, laba
tersebut dibagiakan dalam bentuk deviden. Jika laba tersebut ditahan berarti
pemegang saham menginvestasikan kembali laba yang menjadi haknya ke
perusahaan (flow back fund).
Untuk menghitung biaya ekuitas (ke) digunakan dua model pendekatan yaitu :
- Pendekatan model Diskonto Dividen (Dividen Discount
Model)
- Pendekatan CAPM (Capital
Asset Pricing Model)
I. Discounted
Cash Flow (Aliran Kas Yang Didiskontokan)
Pada waktu kita
membicarakan penilaian saham dengan pertumbuhan konstan, harga saham bisa
dituliskan sebagai berikut ini (modal mengenai Nilai Waktu Uang)
Model yang digunakan
untuk estimasi adalah Gordon Model:
D1
Po
= ________
Ks
–g
Maka
,
D1
Ks
= ________ + g
Po
D1
= Deviden akhir periode
Po
= Harga saham awal periode
g
= tingkat pertumbuhan deviden.
Biaya modal saham
sama dengan dividend yield ditambah tingkat petumbuhan.
II. Pendekatan
Bond-Yield
Pendekatan yield
obligasi didasarkan pada argumen bahwa tingkat keuntungan yang disyaratkan
untuk investasi yang lebih beresiko akan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat
keuntungan investasi yang lebih kecil resikonya.
Ks
= tingkat keuntungan obligasi perusahaan + premi risiko
III. Pendekatan
CAPM (Capital Asset Pricing Model)
Model
CAPM mrp model penetapan biaya modal dg menganalisis tingkat return saham i atau Ri yang
diharapkan dg return pasar (market return atau Rm) yg terjadi.
Besarnya
tingkat rerturn saham yang diharapkan oleh investor ini merupakan biaya modal
yang harus dikeluarkan oleh emiten.
Model CAPM ini
dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :
1.
besarnya beta bunga bebas risiko (risk free rate, Rf),
2.
risiko sistematis yg ditunjukkan oleh
koefisien beta (b)
3.
premium risiko pasar yang ditunjukkan oleh selisih antara return
pasar dengan return saham (Rm – Ri).
Rumus model CAPM
adalah :
Ks
= Rf + b b (Rm - Rf)
di mana :
Ks =tingkat
keuntungan yang disyaratkan pada saham perusahaan I,
Rf =Tingkat
return bebas risiko
b =
Koefisien beta saham
Rm = Return portofolio pasar yang diharapkan
IV. Keputusan
Biaya Modal Saham
Perhitungan
biaya modal saham yang dihasilkan oleh ketiga metode di atas akan menghasilkan
angka yang berbeda-beda.
3. Menghitung Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)
Biaya
modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seluruh
biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Biaya modal yang
diperhitungkan merupakan biaya modal dari seluruh jenis modal yang digunakan.
Karena
biaya modal dari masing-masing sumber dana berbeda-beda, maka untuk menetapkan
biaya modal dari perusahaan secara keseluruahn perlu dihitung biaya modal
rata-rata tertimbangnya (Weighted average cost of capital / WACC). Sebagai
unsure penimbanngnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal
yang digunakan dalam investasi proyek tersebut.
Konsep
biaya modal perusahaan secara keseluruhan (overall cost of capital)
bermanfaat dalam penilaian usulan investasi jangka panjang. Misalnya,
dalam menentukan proyek investasi yang harus diambil dapat
ditentukan dengan membandingkan besarnya biaya modal yang harus
dikeluarkan (cost of capital) dengan tingkat keuntungan yg diperoleh
dimasa datang.
untuk
menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu dihitung biaya
modal rata-rata tertimbangnya (weighted average cost of capital atau
WACC). Sebagai unsur penimbangnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis
atau sumber modal yang digunakan dalam investasi proyek
tersebut.
Weighted
Average Cost of Capital
- Jika pembiayaan suatu investasi
berasal dari berbagai sumber pendanaan, maka biaya modal dihitung
berdasarkan rata-rata tertimbang.
Wacc
= [ wd x Kd (1-tax) ] + [ Wp x Kp ] + [ Ws x ( Ks atau Ksb) ]
WACC =
biaya modal rata-rata tertimbang
Wd
= proporsi hutang dari modal
Wp
= proporsi saham preferen dari modal
Ws
= proporsi saham biasa atau laba ditahan dari modal
Kd
= biaya hutang
Kp
= biaya saham preferen
Ks
= biaya laba ditahan
Ksb
= biaya saham biasa baru.
Sumber modal
|
Jlh Rp.
|
Biaya penggunaan modal
|
Hutang Jk, Panjang
|
60 jt
|
6% (sebelum tax)
|
Saham Preferen
|
10 jt
|
7%
|
Modal sendiri
|
130 jt
|
10%
|
Jlh
|
200 jt
|
Tingkat pajak
perseroan = 25%.
Berapa Biaya Modal
Rata-rata ?
Jawab :
Biaya modal hutang
(setelah pajak) = 6% x (100% -25%) = 4,5%
4. Biaya Modal Saham Eksternal
Jika
perusahaan menerbitkan saham baru, biaya emisi (flotation cost) akan muncul.
Biaya tersebut dipakai untuk membayar biaya yang berkaitan
dengan penerbitan saham, seperti biaya akuntan, mencetak saham,
dan lainnya. Penerimaan kas bersih dengan demikian akan lebih kecil
setelah biaya emisi tersebut dimasukkan.
Biaya Modal Marginal
Dan Rata-Rata
Biaya
modal rata-rata berbeda dengan biaya modal marginal. Biaya modal marginal
merupakan biaya modal yang diperoleh sebagai akibat bertambahnya dana modal
yang diperoleh.
Dalam
perhitungan biaya modal, biaya modal marginal adalah biaya modal yang relevan,
karena biaya tersebut mencerminkan biaya di masa mendatang (yang akan
diperoleh). Biaya modal rata-rata mencerminkan informasi masa lampau, yang
tidak relevan lagi. Tetapi dalam beberapa situasi kita menggunakan
biaya modal masa lampau, karena beberapa alasan, seperti mudah dilakukan ,
biaya modal masa lampau bisa dipakai untuk estimasi biaya modal marginal (masa
mendatang)